FAJAR.CO.ID, SIDRAP — Sidrap, khususnya di wilayah timur, kini menghadapi ancaman yang tak terduga.
Selama dua tahun terakhir, warga dihantui oleh munculnya ular piton raksasa. Pitu Riawa dan Pitu Riase, dua wilayah yang terletak di timur Sidrap, menjadi lokasi kejadian.
Reptil besar yang biasanya tinggal di hutan kini semakin mendekati pemukiman, membawa ketakutan bagi penduduk setempat.
Bukti sudah ada. Setidaknya dua korban jiwa, Farida pada 2024 dan Hasiah pada 2025, menjadi bukti nyata adanya ancaman ular piton.
Kedua perempuan ini, malangnya, menjadi korban ular piton yang menelan mereka hidup-hidup.
Kejadian ini tak bisa dianggap sekadar insiden biasa, melainkan sebagai peringatan akan pentingnya menjaga keseimbangan alam.
Hutan yang dulunya merupakan benteng alami bagi kehidupan liar kini berubah menjadi sesuatu yang menakutkan.
Menurut Pegiat Lingkungan, Ahlan, dua peristiwa itu merupakan alarm keras dari alam," ujarnya dalam wawancara, Rabu, 2 April 2025.
Ahlan menjelaskan bahwa rusaknya ekosistem menjadi penyebab utama kemunculan ular piton di pemukiman.
Habitat ular, yang dulu aman di hutan, kini terganggu, "Hutan di Sidrap timur sudah terkoyak. Habitat ular piton sudah terguncang," jelasnya.
Penebangan liar, yang kerap terjadi, memperburuk situasi. Pohon-pohon besar yang dulu menjadi kanopi alami kini hilang.
Dengan hilangnya tutupan hutan, ular piton kehilangan tempat berburu dan berlindung.
“Ular piton adalah predator puncak dalam rantai makanan. Ketika habitatnya terganggu, mereka terpaksa mencari tempat baru,” kata Ahlan.