Oleh ; Adekamwa
Humas Pusjar SKMP LAN
Kabut tipis menyambut langkah pertama di jalanan sunyi Desa Manipi’.
Napas beriring suara burung dan desir angin menyatu dalam irama pagi yang damai.
Kubiarkan langkah ini menapaki jejak-jejak pagi di Sinjai Barat, tempat raga dan alam berdamai.
Perjalanan dari Makassar menuju Kampung Galung di Desa Barania, Manipi’ Sinjai Barat, menempuh waktu sekitar empat jam, melalui rute wisata Malino, Kabupaten Gowa, yang hari itu dipadati wisatawan karena momen libur panjang pertengahan Mei.
Mengisi long weekend, Ahad pagi 07.30 tanggal 11 Mei 2025, saya memulai perjalanan ini dengan semangat yang tak kalah cerah dari sinar matahari yang menembus pepohonan pinus di kaki gunung.
Meski sempat terhambat kemacetan ringan, pemandangan alam pegunungan Malino yang hijau dan sejuk tetap memberi ketenangan selama perjalanan.
Memasuki kawasan Tombolo' Pao, medan jalan desa yang sempit dan licin menuntut kewaspadaan tinggi dari para pengemudi, terutama saat berpapasan dengan kendaraan dari arah berlawanan.
Udara kian sejuk, sinyal ponsel mulai hilang-timbul, dan suara klakson kendaraan perlahan digantikan gemericik air dari lereng gunung.
Di beberapa titik, rumah-rumah warga tampak memanfaatkan bahu jalan untuk menjemur hasil pertanian, padi dan biji kakao, potret khas pedesaan yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat setempat.
Ada kalanya kita harus menguak salah satu rahasia terpendam dari desa yang ada di Sulawesi Selatan, dan saya menemukannya di Kampung Galung.