"Pusatnya Kota Mashad, salah satu kota wisata religi Iran," sebutnya.
Diketahui, bahwa Mashad pernah menjadi ibukota Iran pada zaman kerajaan Afsyariyan. Sedangkan pada masa kepemimpinan Mahmoud Ahmdinejad, Mashad diresmikan sebagai ibukota spiritual Republik Islam Iran.
Azad yang juga akrab dengan mantan Rektor Universitas Hasanuddin dan Duta Besar RI untuk Iran, Basri Hasanuddin ini juga menyinggung soal pandemi Covid-19 yang menjadi permasalahan dunia. Di Iran hingga, 2 Juli 2020, sebanyak 233 ribu jiwa terpapar, 11 ribu jiwa telah meninggal, 195 ribu telah sembuh dan pulang. Adapun total tes Covid yang dilakukan pada 1,7 juta jiwa. Di tengah embargo Amerika Serikat (AS), Iran dapat menangani pandemi ini dengan baik.
"Infrastruktur di bidang kesehatan yang baik di Iran masih bisa menangani Covid-19 di negara ini," imbuhnya.
Untuk itu, kerjasama penanganan Covid-19 antara Indonesia dan Sulsel ditawarkan dan diharapkan dapat dilakukan. Perusahaan berbasis teknologi di Iran berhasil mengembangkan alat-alat kesehatan dan perangkat lunak (software) penanganan Corona. Termasuk gagasan produksi masker bersama. Membantu melengkapi alat kesehatan rumah sakit yang ada di Sulsel.
"Terkait dengan alat investasi dan alat yang berhubungan dengan produksi bahan baku produksi masker, alatnya kami produksi di Iran. Bahkan, Cina telah menggunakannya," tambahnya.
Nurdin Abdullah menyambut hal ini dengan baik, karena merupakan bagian dari upaya memutus mata rantai Covid-19. Apalagi Sulsel termasuk empat provinsi dengan kasus tinggi.