FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pembangunan IC RSUD Sayang Rakyat relatif singkat. Hanya lebih dari sebulan, gedung megah berlantai 3 itu berdiri kokoh dan siap digunakan. Hal itu dikarenakan agar penanganan pasien covid-19 segera ditampung dan dirawat secara maksimal.
Meski demikian, pembangunan yang melibatkan ratusan pekerja itu tetap dilaksanakan secara profesional dan prosedural. Bahkan anggaran yang semula sebesar Rp14 miliar berhasil ditekan menjadi Rp 11 miliar itu dikelola secara transparan dan akuntabel.
"Dana pembangunan dari perencanaan awal Rp 14 miliar, setelah pendampingan direview, hingga tersisa Rp 11 M lebih. Kami sisir anggaran apa yang tak bersentuhan covid, kami tak gunakan. Barang yang harganya mahal juga dicoret, hasilnya anggaran turun," imbuhnya.
Dirinya juga memastikan bahwa pengelolaan anggaran ini menjunjung tinggi prinsip transparansi selama pembangunan.
Selaku pimpinan, dokter ahli saraf ini menjelaskan, selama proses pembangunan, bersama dengan pihak rumah sakit menjadi motor penggerak agar pengerjaan 'rumah' Covid-19 ini bisa dikerja secara maksimal. Tak sampai di situ, untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas anggaran, dirinya meminta pendampingan sejak awal pembangunan gedung hingga rampung.
Untuk pendampingan itu melibatkan banyak pihak. Seperti Inspektorat, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulsel, Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD), Kejaksaan Tinggi hingga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR)
"Kami menyurat minta pendampingan khsusus. Saya seorang dokter, tidak tahu secara teknis bagaimana bangunan ini. Di situlah mulai pendampingan setiap hari, tak tanggung-tanggung pendamping berkantor di sini supaya transparan dan akuntabilitas terjaga. Kita tidak mau ada penyimpangan di sini," pungkasnya.