Subsidi kuota ini sudah dilakukan pada semester berjalan, tetapi karena kesulitan pendistribusian, maka subsidi dalam bentuk pemotongan uang semester, yakni pada Agustus atau September 2020, tegas doktor ekonomi Islam PPs-Unair Surabaya ini.
Kebijakan subsidi kuota internet ini berlaku sampai waktu tidak ditentukan, sebab pandemi Covid-19, khususnya di Makassar belum ada tanda akan segera berlalu
Unismuh Makassar juga menempuh kebijakan meringankan beban mahasiswa dengan memberikan keringanan angsuran pembayaran uang semester menjadi tiga kali, sebelumnya hanya dua kali.
Para mahasiswa sudah bisa melakukan "pembelanjaan" mata kuliah atau program KRS (Kartu Rencana Studi) hanya membayar Rp.750 ribu. Sebab, sebelumnya telah ditambahkan biaya pemotongan kuliah Rp 500 ribu setiap mahasiswa, tandas Dekan Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar pada masanya ini.
Pada situasi normal sebelum pandemi Corona, kalau uang kuliah mahasiswa Rp 3 juta, maka minimal bayar Rp 1,5 juta. Sekarang di masa Covid-19, kebijakan kampus mahasiswa hanya bayar Rp 750 ribu, anak-anak sudah bisa ambil program KRS, tandas Ketua Umum Kesatuan Masyarakat Wajo ini.
Selain itu Unismuh Makassar juga memberi kebijakan pembayaran semester gratis bagi mahasiswa tingkat akhir (khusus mahasiswa yang tinggal skripsi saja.
Para mahasiswa yang hanya urus skripsi, tetapi kesulitan dan tidak bisa ujian semester serta harus loncat ke semester berikutnya, mereka dibebaskan uang kuliah, namun biaya lain tetap harus dibayar, tegas Prof A.Rahman. (rls/fajar)