FAJAR.CO.ID, PAREPARE-- Terminal Lumpue Parepare kini mati suri, namun kembali direvitalisasi. Dikucur anggaran
Rp18 miliar lebih.
Proyek ini masih tahap pengerjaan. Bagian depan dalam tahap pembongkaran. Bangunan kantor lama dirombak total.
Sejumlah pihak menilai proyek ini terkesan buang-buang anggaran. Tak tepat sasaran.
Hal ini lantaran terminal tipe A itu nyaris tak lagi berfungsi sebagai mana mestinya. Percuma direnovasi. Kondisi terminal ini sepi penumpang. Hanya ada hewan berkeliaran.
Bahkan, kini kawasan itu layaknya bukan lagi terminal induk. Sebab, nyaris tak lagi bisa dijumpai penumpang naik turun atau aktivitas bongkar muat barang.
Terlebih, rupanya Kepala Terminal Lumpue, Baharuddin, mengaku tak tahu menahu pengerjaan proyek ini. Berapa besaran nilai tender atau proyek miliaran rupiah itu, juga ia tak tahu. "Semua orang dari Makassar yang tangani," ujarnya, Rabu, 15 Juli.
Mirisnya lagi, ada banyak ternak berkeliaran di sekitar terminal itu. Mirip kandang ternak. Bahkan, kotoran kambing dan sapi berceceran dan menumpuk begitu saja. Kondisi tempat duduk yang terbuat dari besi sudah berkarat.
Malah, di antara tempat duduk besi itu sudah ada bagiannya yang hilang. Seperti sandarannya dan tempat duduk. Begitu pula dengan kondisi penerangan pada malam hari. Gelap gulita.
Kondisi memilukan ini mulai terjadi sejak diambil alih Kementrian Perhubungan pada awal 2018. Kalau dulunya sangat ramai, kini tak ada lagi. Baik itu orang atau bongkar barang.
Kondisi ini juga kian diperparah karena sejumlah angkutan antarkota ogah menunggu penumpang di dalam terminal.