Terlepas dari itu, DPP PKS belum mengambil sikap lantaran melihat dukungan akar rumput untuk Deng Ical yang telah memenuhi segala prosedur dan persyaratan partai.
Basri menilai politik transaksional dengan menawarkan materi uang untuk membeli dukungan parpol merupakan rahasia umum dalam pilkada. Tapi, PKS dinilainya pengecualian. Ia menyebut PKS sangat konsisten dan komitmen sehingga tawaran materi diyakininya tidak akan mempengaruhi dukungan. Terlebih, pengalihan dukungan gegara uang akan merusak nama baik PKS.
"Terlalu berisiko bagi PKS mempertaruhkan citra dan nama besar partai hanya gegara materi atau uang. PKS tidak pernah melakukan itu, PKS tidak akan berpaling atau mengalihkan dukungan hanya karena ditawarkan uang yang lebih banyak atau materi lainnya," terang dia.
Lebih jauh, ia berpendapat akan menjadi preseden buruk bagi PKS bila mengalihkan dukungan, tatkala akar rumput sudah terlanjur mendukung kandidat pertama. Yang terjadi mesin pemenangan untuk kandidat yang 'membegal' dukungan pastinya tidak maksimal. Publik pun akan memandang buruk sikap parpol yang tidak konsisten dan menjaga komitmen.
Menjelang Pilwalkot Makassar 2020, Deng Ical diketahui sudah mengamankan dukungan PDIP dan PKB. Kedua parpol itu sudah memberikan rekomendasi paslon kepada Deng Ical yang berpasangan dengan Fadli Ananda. Adapun None yang dikabarkan berpasangan dengan Andi Zunnun Nurdin Halid disokong oleh PAN dan Golkar. (*)