“Unibos sebelumnya telah melakukan implementasi yaitu membentuk lembaga Sekolah Sampah, Makassar Memilah Sampah yang juga turut didukung oleh Bosowa Peduli tentunya dengan gagasan dari Ketua Yayasan Aksa Mahmud yang akan mengedukasi warga masyarakat untuk mengurangi produksi sampah dan bagaimana cara mengelola sampah yang dihasilkan” tambahnya.
Selain itu Dr. Indriyani Rachman Selaku (Environmental Engineering Kitakyushu University Jepang) memaparkan beberapa pembahasan dan berpesan "bahwa kita sebaiknya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi mensinkronkan kurikulum Pendidikan dengan Pendidikan lingkungan. Disekoalah-sekolah sebaiknya mengajarkan anak-anak bahaya sampah dan bagaiamana mengolala sampah mulai sedari kecil agar terbentuknya budaya mengelola sampah yang baik ditengah masyarakat,” paparnya.
Untuk lingkungan Bosowa Foundation sendiri telah lebih dulu menerapkan pengelolaan sampah dengan berbagai cara. Hal ini diungkapkan CEO Bosowa Foundation Melinda Aksa yang juga sekaligus dewan pembina Bosowa Peduli.
"Jika di internal kita sendiri telah menerapkan beberapa teknik olah sampah. Termasuk yang organik dan non organik. Ada yang bisa dijadikan pupuk, ada yang bisa dijadikan bahan kreasi dan ada juga yang bisa dijadikan tabungan uang dengan dijualnya sampah ke mall sampah. Selain itu untuk mengatasi banji juga kita telah menerapkan sistem biopori rumahan yang diaplikasikan di unit-unit pendidikan dan rumah-rumah karyawan. Tentunya segala macam bentuk untuk menjadikan lingkungan terjaga juga kami lakukan. Termasuk penanaman pohon dan penghijauan dalam ruang. Tentunya ini kami lakukan untuk membantu pemerintah dalam mengedukasi masyarakat. Salah satunya telah kami terapkan di Kec.Manggala Makassar," urai Melinda Aksa. (rls)