Soal sosok kepala daerah yang potensial, calon kepala daerah petaha yang berhasil menanglah yang terkuat. "Misalnya Danny Pomanto, Adnan IYL, dan Indah Putri Indriani," sebutnya.
Secara umum, ada sejumlah matriks penting yang akan menjadi dasar bagi siapa pun yang ingin maju bertarung. Pertama soal sosok atau ketokohan dari kandidat yang ingin maju.
"Artinya dia sosok yang memegang partai, sebab bisa jadi dia kader, kepala daerah, tapi tak memiliki kekuasaan besar di partai," jelasnya.
Matriks kedua, memiliki jaringan yang tersebar di setiap daerah yang menjadi cakupan daerah pertarungan. "Kekuatan menjangkau semua daerah juga penting," tegasnya.
Matriks ketiga, kader parpol yang menjadi kepala daerah, menang di daerah mereka. Ini akan membuat kekuatan partai bisa bekerja efektif.
Matriks ke empat, kemampuan finansial yang besar untuk ikut bertarung. Political cost selalu jadi pertimbangan termasuk di Sulsel yang punya daerah yang luas.
Dua Sisi
Pakar Politik Unhas Sukri Tamma mengakui efek pilkada memang akan dapat menguntungkan, baik ke partai politik, maupun sosok tertentu. Hasil pilkada akan membuat partai dan sosok yang mau maju untuk mengetahui peta kekuatan di 12 kabupaten/kota sebagai bagian dari kabupaten/kota di Sulsel.
"Hasil Pilkada jelas bisa jadi batu loncatan dan modal untuk memetakan potensi suara atau dukungan," jelasnya.
Bicara sosok yang diuntungkan, para kepala daerah petahana yang berhasil menang akan sangat diuntungkan. Sebab, sudah memiliki basis suara yang jelas dan militan.