FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Yayasan Hadji Kalla ditetapkan menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) mulai awal tahun depan. Peningkatan ini ikut mempengaruhi kinerja lembaga yang dalam mengelola Corporate Social Responsibility (CSR) dan zakat.
Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla, Mohammad Zuhair mengatakan setelah izin menjadi LAZNAS ditetapkan Kemenag. Anggaran yang dikelola bakal naik minimal Rp50 miliar.
"Tahun depan anggaran yang dikelolah harus minimal Rp50 miliar. Dan ini harus tersebar minimal di empat provinsi. Sebagai gambaran tahun ini kita kelolah Rp30 miliar dan sebagian besar memang tersalurkan di Sulsel," kata Zuhair saat ditemui di Mercure Hotel, Jumat (18/12/2020).
Zulhair menyebutkan ekspansi penyaluran dana CSR dan zakat yang dihimpun dari seluruh perusahaan Kalla Group akan dilakukan di Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Untuk bidang penyalurannya, Yayasan Hadji Kalla masih akan berfokus pada empat bidang. Mulai dari pendidikan, keislaman, ekonomi dan sosial serta bidang kemanusiaan dan lingkungan.
"Sulsel masih tetap yang tertinggi mungkin kisaran 60 persen, kemudian Sulteng, Sultra dan Sulbar. Kita bagi berdasarkan angka kemiskinan setiap daerah yang kami dapat dari Kementerian Sosial," jelasnya.
Zulhair berharap masyarakat atau kelompok yang membutuhkan bantuan dari Yayasan Hadji Kalla bisa mengajukan usulan untuk menjadi kelompok penerima manfaat.
Dalam kesempatan ekspose kinerja tahun 2020 dan target tahun 2021, Zulhair ikut didampingi Abdul Hakim (Manager Bidang Kemanusiaan dan Lingkungan), Erny Nurdin (Manager Bidang Ekonomi dan Sosial), Salman Febriyansyah (Manager Bidang Keislaman) dan Suharto Parai (Manager Bidang Pendidikan). (Msn/fajar)