"Akumulasi peningkatan (Covid-19), karena aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini, seperti berlibur, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Serentak Desember 2020 lalu, dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak se rumah," ungkapnya.
Kendati demikian, salah satu faktor meningkatnya jumlah kasus, karena ada upaya yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar dengan terus massif melakukan pelacakan dan tes Covid-19 di tengah masyarakat guna memutus mata rantai penyebarannya.
"Testing swab (tes usap) massal berjalan dengan baik di Pemkot Makassar, sehingga bisa dilakukan tresing dan treatmen yang maksimal," paparnya.
Dokter Koboi, sapaan akrab Wachyudi Muchsin, mengatakan, secara kelembagaan IDI Makassar minta masyarakat tidak menganggap remeh pandemi Covid-19, sebab okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah penularannya.
Dokter Yudi menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga bisa dilihat positivity rate yang mencapai 29,5 persen. Data harian positivity rate Indonesia ini, sudah lima kali lipat melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), yakni 5 persen.
"Untuk itu, perlu selalu senantiasa menerapkan 3 M, yakni konsisten pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Inilah kunci efektif menekan penyebaran Covid-19," terangnya. (ikbal/fajar)