Junaedi juga menyampaikan beberapa informasi sebagai masukan terhadap penyempurnaan dokumen RPJMD Kabupaten Bantaeng. Tidak bisa dipungkiri tekanan akibat pandemi Covid-19 di Sulsel dalam sejarah kalau dibandingkan dengan krisis ekonomi tahun 1997 dan 1998 Sulsel ini tidak pernah kontraksi hingga di bawah 0 persen.nDi tahun 1997 dan 1998 kita masih tetap tumbuh 2 sampai 3 persen. Namun tekanan akibat pandemi di kuartal dua Sulsel kontraksi hingga 3,8 persen.
“Saya kira minus 3,8 persen hal yang luar biasa dalam sejarah perekonomian kita di Sulsel. Tentunya kita diharapkan lebih fokus jadi arahan-arahan perencanaan karena bagaimanapun hulunya kegiatan-kegiatan pembangunan di daerah yang termasuk tentunya secara nasional itu dimulai dari perencanaan kita melakukan meeting terhadap sektor-sektor yang strategis yang dalam kondisi pandemi seperti ini masih bisa kita optimalkan di Bantaeng termasuk di selatan sama sektor pertanian menjadi salah satu yang strategis. Oleh karena itu kalau RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan yang sangat berubah signifikan adalah sektor pertanian alokasinya karena di sini sudah ada lokasi pagu kita naikkan sekitar dua kali lipat lebih dari biasanya,” kata dia.
Alokasi sektor pertanian biasanya hanya kurang lebih Rp198 miliar sampai Rp200 miliar sekarang di atas Rp400 miliar. Karena diharapkan bahwa sektor yang menjadi primadona perekonomian kita di Sulsel ini yang tetap bisa tumbuh positif. Perekonomian juga menjadi hal penting karena di tengah pandemi covid-19 ini hanya makan yang tidak bisa ditunda.