Pihak pemerintah mengakui memang masih ada kekurangan dalam mengatasi persoalan yang menimpa penyandang disabilitas, tetapi Dra. Eva Rahmi Kasim, MDS (Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kemensos RI) menegaskan bahwa Kemensos selalu berupaya dan berkomitmen tinggi untuk mendorong kesetaraan hak-hak disabilitas di Indonesia, terutama masa pandemi.
"Beberapa program Kemensos RI untuk penyandang disabilitas diantaranya penguatan sosial-ekonomi, perbaikan data disabilitas, platform creative disabiliti , program vokasional/kewirausahaan, dan saat ini sedang dibuka rekrutmen komisioner Komisi Disabilitas Nasional (KDN)," jelas Dra. Eva.
Demi memenuhi hak sosial-ekonomi. Penyandang disabilitas tetap bergerak dan bekerja untuk melanjutkan hidupnya.
"Sebagai contoh, komunitas disabilitas kabupaten Wonosobo sangat terdampak pandemi tetapi mereka tetap semangat mengembangkan ide-ide kreatif melalui kewirausahaan," ungkap Ketua Ikatan Disabilitas Wonosobo, Syaifurohman, S.Kom.
Disisi lain, Danial Awigra Direktur Human Right Working Group mengatakan bahwa paradigma mengelola disabilitas harus digeser dari objek ke subjek (charity-based ke rights-based approach).
"Penyandang disabilitas tidak boleh lagi disebut sebagai orang cacat, tetapi individu atau subjek yang memiliki hak setara dengan individu yang lain," jelasnya.
Diskusi Series HMPI akan terus dilakukan. HMPI akan menjadi wadah atas berbagai gagasan bahkan persoalan yang dihadapi penyandang disabilitas.
Terakhir, Ketua Umum HMPI menyampaikan terima kasih kepada seluruh organisasi yang terlibat, Ikatan Disabilitas Wonosobo, Human Right Working Group, Suara Disabilitas, Radio Pesona Wonosobo, PB IKAMI Sulsel, KNPI, dan LSM lainnya. (Rls)