FAJAR.CO.ID, MAJENE -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan wilayah Sulawesi Barat (Sulbar) berstatus darurat pascabencana hingga 28 Januari mendatang.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui Pusat Gempa Bumi Regional IV Makassar menyatakan, wilayah Sulbar telah diguncang gempa bumi dengan magnitudo 5,9 pada 14 Januari 2021 disusul gempa tektonik yang lebih dahsyat pada 15 Januari 2021 dengan kekuatan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Kabupaten Majene, Mamuju dan Polewali Mandar.
Getaran yang dirasakan sekitar 5-7 detik tersebut terletak pada koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 km arah Barat Laut Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.
Hingga saat ini, rekapitulasi hasil evakuasi melaporkan terdapat 81 korban jiwa yang mana 70 orang berasal dari Mamuju dan 11 orang berasal dari Majene.
Jejaring Mitra Kemanusiaan (JMK) Oxfam melalui mitra lokal di Sulawesi Selatan yakni PKBI Sulsel dan LBH Apik Makassar serta Sulawesi Tengah melalui PKBI Sulteng dan LBH Apik Sulteng melakukan kaji cepat dan pendataan penyintas bencana untuk memetakan kebutuhan korban utamanya kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, anak, lansia (lanjut usia), disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.
JMK Oxfam sendiri menurunkan tim relawan sebanyak 20 orang, berasal dari Palu, Sulawesi Tengah dan Makassar, Sulawesi Selatan.
"Respon awal ini untuk melihat kebutuhan masyarakat penyintas utamanya kebutuhan kelompok rentan terkait akses air bersih, sanitasi, hingga dampak ekonomi mata pencaharian. Data ini dibutuhkan untuk menyusun rencana respon agar memastikan kegiatan nantinya tepat sasaran," ujar Ketua PKBI Sulsel, Andi Iskandar Harun, Senin (18/1/2021).