FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Penerapan sistem pembelajaran campuran (blended learning) bagi pelajar di masa pandemi Covid-19 tengah booming. Blended learning merupakan sistem pembelajaran yang memadukan antara belajar online dan tatap muka.
Pemerintah Kota Makassar tengah menggagas sistem inovatif ini. Tak bisa dipungkiri, mayoritas pelajar telah jenuh dengan pembelajaran jarak jauh dan membutuhkan variasi belajar dengan pembelajaran tatap muka. Mayoritas siswa juga mengaku kesulitan memahami materi dan melakukan praktikum selama belajar daring.
Anggota Komisi D bidang Pendidikan dan Kesejahteraan Rakyat DPRD Makassar, Irwan Djafar mengamini banyaknya keluhan dari orang tua siswa sejak beberapa waktu terakhir. Sebab, sistem pembelajaran daring belum sepenuhnya optimal.
Sehingga, kata legislator NasDem itu, sistem blended learning diharapkan menjadi langkah awal dalam menggelar pembelajaran tatap muka agar pendidikan di Makassar kembali optimal.
"Saya rasa gagasan ini memang perlu, kita setuju saja, kita mau melihat pendidikan ini baik, inikan banyak masalah kemarin (daring)," kata Irwan Djafar, Sabtu (23/1/2021).
Dengan adanya sistem ini, kata Irwan, mampu menghidupkan kebiasaan lama siswa, semisal bangun pagi. Selain itu, kompetensi yang dihasilkan siswa selama ini menurun.
"Hal itu memperburuk citra pendidikan di Kota Makassar yang sebelumnya sudah anjlok sejak diaudit oleh BPK di awal tahun 2020 lalu," ungkapnya.
Diketahui, di tengah terus meningkatnya kasus positif Covid-19 di Makassar, sekolah tatap muka secara total belum memungkinkan dilakukan. Di sisi lain, penerapan pembelajaran secara daring belum bisa berjalan secara maksimal di wilayah tertentu, utamanya di kepulauan.