FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Sektor pertanian dan peternakan merupakan penopang terbesar pertumbuhan ekonomi di Sulsel. Dua sektor unggulan ini mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel, juga menghasilkan produk yang bisa di ekspor ke sejumlah negara meski di tengah pandemi Covid-19.
Mirisnya, kesejahteraan dan taraf hidup petani maupun peternak seolah tidak berbanding lurus dengan kenyataan yang ada. Bahkan keberadaan mereka kian tersisih.
Muhammad Rizky, pemuda asal Makassar berusia 20 tahun menyadari fenomena ketimpangan sosial yang dialami petani dan peternak telah mengakar sejak bertahun-tahun lalu. Artinya bukan persoalan baru terjadi.
Oleh karena itu, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin tersebut bersama sahabatnya Irham, terhentak hatinya untuk membantu memberdayakan petani dan peternak. Di mulai dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Empati itu muncul saat Rizky, ikut kakaknya berkeliling Sulsel, bertemu petani dan peternak, sekitar 4 bulan dari akhir 2020 lalu. Ia menemukan sejumlah masalah klasik yang dialami para peternak dan petani yang belum ada solusi konkret dari pemerintah.
Dari kondisi yang ia lihat langsung dengan mata telanjang itu, Rizky dan Irham tercetus membuat sebuah startup berbasis teknologi informasi yang diberi nama Ternak Tani. Startup ini memberi peluang yang besar bagi petani maupun peternak serta pelaku usaha kecil, mikro dan menengah untuk pengembangan akses dan jaringan pemasaran yang lebih efisien dan dapat diakses oleh siapapun berbasis digital.