Arlita mengaku baru pertama mengendarai, tetapi merasakan nyaman. Ia bisa menjajaki mal tanpa harus berjalan kaki.
"Awalnya mengendarai skuter listrik ini selain karena penasaran juga untuk sekadar tambah stok foto dan feed di akun instagram," tuturnya sambil tersenyum, Jumat, 19 Februari.
Arlita mengaku, sudah banyak temannya yang memakai skuter listrik di Jakarta saat beraktivitas. Bukan hanya menjadi laternatif kendaraan atau transportasi.
Bagi Arlita pribadi, skuter listrik ini juga menggunakan pendekatan hyperlocal. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal yang bisa mempermudah kehidupan sehari-hari.
"Makassar masih jarang yang pakai skuter listrik untuk mobilitas. Nipah Mal pun yang pertama hadirkan," ucapnya.
Selain daftar lewat aplikasi, skuter ini juga menyaratkan pembuatan akun dompet digital. Termasuk harus berusia 18 tahun yang dibuktikan dengan KTP.
"Di umur 18 tahun ideally mereka sudah bisa bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri," jelas Indah Ceylan, Business Development Manager Escooter.
Perempuan berwajah oriental ini berbagi cerita. Skuter listrik memang sudah terlebih dahulu menjadi tren di berbagai negara lainnya. Di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, skuter listrik sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakatnya untuk berpindah lokasi berjarak pendek.
"Kami terinspirasi dari tren tersebut untuk ikut menghadirkannya di Asia Tenggara," ujarnya.
Namun bagi Indah, saat ini khususnya di Makassar masih mencari titik sesuai yang bisa dipakai sebagai tempat parkir atau penyewaan skuter listrik ini.