FAJAR.CO.ID, SUNGGUMINASA - Pembangunan industri susu perah dimulai. Peletakan batu pertama digelar, Selasa, 16 Maret. Eks pabrik markisa menjadi lokasi peternakan sapi.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengatakan, berdasarkan hasil rapat bersama Tim Kementan dan pihak Cisarua Mountain Dairy (Cimory), peletakan batu pertama akan berlangsung di eks pabrik markisa, Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao.
Ini sebagai tanda dimulainya kerja sama pengembangan sapi perah. "Kita juga membahas teknis, berapa jumlah sapi perah hingga pelatihan kepada para kelompok ternak (plasma) nantinya," kata Adnan, Minggu 14 Februari.
Menurut dia, program pengembangan sapi perah maupun industri susu sapi perah, bagian dari program super prioritas pemerintah daerah di sektor peternakan. Pemkab sendiri bertanggungjawab dalam biaya pembuatan medium scale kandang inkubator atau dengan menggunakan APBD.
Sedangkan, pihak Kementan RI bertindak sebagai penyuplai sapi perah secara hibah. Untuk PT. Cimory bertanggungjawab sebagai offtaker atau pembeli hasil susu sapi perah. "Ini merupakan upaya kita dalam memulihkan ekonomi masyarakat," ungkapnya.
Hadirnya program ini, lanjut dia, bisa membuka lapangan pekerjaan. Sehingga secara otomatis, akan mengurangi jumlah pengangguran. "Di masa pandemi banyak masyarakat kita terdampak PHK. Sehingga program ini bisa menjadi solusinya," imbuhnya.
Terpisah, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Nasrullah mengatakan, komponen utama yang harus dilakukan pada program super prioritas peternakan ini adalah, pengembangan sapi berbasis plasma dan pembuatan medium scale kandang inkubator.