FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kehadiran Kolam Regulasi Nipa-nipa menjadi upaya mengurangi dampak banjir. Utamanya di wilayah Makassar.
Kolam ini memiliki luas 83,93 hektare dengan kapasitas tampung sebesar 2,74 juta meter kubik. Mampu mengurangi sekitar 30 persen dari dampak banjir.
Kepala Sub Koordinasi Bendungan dan Danau Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Muh Firdaus mengatakan keberadaan waduk ini bukan berarti membuat Makassar bebas dari banjir. Namun, dapat mengurangi intensitas dan dampak dari tahun-tahun sebelumnya.
Dia mencontohkan kondisi banjir yang kerap terjadi di Jalan Bung. Banjir kerap merendam rumah warga. Saat ini, setelah kolam regulasi beroperasi, ketinggian air rata-rata satu meter lebih.
"Kemudian genangannya tak berlangsung lama. Cepat surut. Itulah dampak dari keberadaan Waduk Nipa-nipa," bebernya kepada FAJAR, Senin, 15 Maret.
Meski begitu, membangun waduk Nipa-nipa bukan solusi satu-satunya untuk mengatasi banjir. Kendati demikian, jumlah air limpahan Sungai Tallo yang ditampung sangat besar.
"Bayangkan dua juta meter kubik terbuang. Dampak banjir pasti akan sangat parah," tambahnya.
Menurutnya dibutuhkan langkah lain seperti pengerukan dan normalisasi Sungai Tallo. Begitupun anak sungai lain. Kemudian butuh langkah pembangunan waduk baru lagi.
Diresmikan Presiden
Pengoperasian Kolam Regulasi Nipa-nipa akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Kamis, 18 Maret.
Sekprov Sulsel Abdul Hayat Gani memastikan tidak akan ada kerumunan saat kunjungan kerja presiden. Selain itu, akan diterapkan protokol kesehatan secara ketat di titik yang akan dikunjungi.