Ketua Panitia AFest, Muhammad Anugrah menyampaikan, tujuan kegiatan tersebut dilaksanakan diharapkan mampu menjawab rentetan persoalan ekonomi di indoensia, utamanya pembangunan berbasis lingkungan yang sehat.
“Adapun tujuan kegiatan ini dilaksanakan dengan tema sentral ekonomi dan ekologi adalah bagaimana menyeimbangkan antara pembangunan dengan iklim sosial atau ekologi. Ada pembangunan ekonomi namun, tidak mengesampingkan dampak lingkungan sosialnya,” papar Anugrah.
Dipertegas, Ketua Umum HIMA AK FEB UNM, Zulkifli Arsyad menuturkan, salah satu yang menjadi perhatian seluruh negara di dunia saat ini adalah dampak lingkungan yang dimunculkan setelah adanya pembangunan ekonomi.
Indonesia, notabenenya adalah negara penyumbang sampah tersebar tak bisa dipungkiri apabila cikal bakal gerakan menolak pembangunan ekonomi tanpa berbasis ekologi kian gencarnya. Apalagi Indonesia, sebagai negara berkembang diproyeksikan terus menggenjot infrastruktur atau pembangunan.
“Antara pembangunan ekonomi dan kritis ekologi bukan lah hal yang harus dipilih salah satunya. Tentu kita berharap, dua-duanya jalan beriringan, ekonomi maju dan lingkungan tetap terjaga,” jelasnya Zul.
Pasalnya, menurut Zul, banyak yang percaya bahwa kaum milenial adalah sekumpulan anak muda yang kaya akan gagasan, berpikir out of the box, dan identik dengan inovasi pembawa perubahan. Oleh karena itu, lompatan untuk melawan krisis multidimensi ini tidak akan berjalan lancar tanpa peran sentral dari pemangku kebijakan, akademisi, milenial, serta masyarakat secara umum .