FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Mobil Compactor yang diperadakan di era Rudy Djamaluddin tidak akan dilanjutkan. Biayanya dianggap lebih mahal.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, selain mahal, ada sejumlah alasan dirinya tidak ingin melanjutkan pengadaan mobil pengangkut sampah tersebut.
"Harus merencanakan sesuatu itu, betul-betul berdaya guna. Jangan buang uang, saya ini mengerti sekali yang begini. Saya tidak mau, karena memang tidak butuh. Jangan sembarangan, baru anggaran habis," ujar Danny, Sabtu (27/3/2021).
Danny mengatakan, jika ia tidak ingin membebankan Pemerintah Kota dengan meninggalkan hutang. Selain itu, program Pemkot harus tepat sasaran sehingga tidak boleh sembarangan.
"Saya tidak mau berhutang, saya tidak mau membebankan orang. Kemarin saya berakhir masa tugas, tanpa hutang. Ini pas saya kembali menjabat, silva banyak, hutang juga banyak," tambahnya.
Ia juga menilai, truk sampah tersebut tidak cocok dengan wilayah Makassar yang didominasi sampah makanan.
"Itu tidak terlalu banyak berguna untuk Makassar, kenapa? Karena sampah kita sampah makanan. Itu bisa kalau sampah kertas, sampah dos, di perkantoran - perkantoran begitu," ucap Danny.
Terlebih, sampah di truk sampah compactor tidak dipilah, berbeda dengan truk sampah Tangkasaki besutannya dulu.
"Sampah sudah dipilah, itu di atas Tangkasaki orang pilah sampah, termasuk juga bank sampah," beber Danny.
Sebelumnya, Pemkot Makassar melakukan pengadaan lima truk compactor untuk mengangkut sampah di tahun 2020. Rencananya pengadaan akan ditambah di tahun ini. (ikbal/fajar)