Program Panrita Kitta ini lanjut Ahmad akan berjalan selama tiga tahun, bukan hanya diharapkan mampu menghafal Al Qur’an tetapi para peserta juga akan mempelajari bahasa arab, bahasa inggris hingga kitab kuning atau kitab gundul. Selain itu, para peserta akan diasramakan serta mendapatkan uang saku tiap bulan.
“Seperti sekolah formal program ini akan berjalan selama tiga tahun, tahun pertama diharapkan mampu menghafal Al Qur’an 30 juz, tahun kedua fokus pada bahasa arab dan inggris serta tahun ketiga fokus pada kitab gundul atau kitab kuning,” ujarnya.
Menurut Ahmad, program ini merupakan pemikiran yang berlian dari Bupati ASA sebab sangat jarang daerah lain untuk bisa melahirkan program seperti ini.
“Saya kira ini pemikiran yang berlian dari Bapak Bupati kita karena sangat jarang dan bahkan belum ada daerah lain melakukan program ini, kalaupun ada hanya program 1 desa 1 hafidz, sedangkan kita di Sinjai 2 hafidz 1 desa,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa output dari program ini sangat bagus sebab bisa melahirkan santri yang mampu menjadi imam masjid maupun imam desa sehingga Sinjai tidak akan kekurangan para penghafal Al Qur’an.
Terkait hal ini Bupati ASA menyampaikan bahwa program Panrita Kitta akan bersanding bersama program keumatan lainnya yakni melahirkan 20 hafidz tiap tahun yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir.
“Program ini lahir karena kami melihat program tahfidz yang sudah berjalan selama ini animo masyarakat sangat tinggi, banyak anak-anak kita yang ingin mengikuti program tahfidz ini tapi terbatas jumlahnya sehingga kami mencoba untuk bekerjasama dengan Pemerintah desa agar lebih banyak lagi generasi muda kita yang hafal Al Qur’an,” jelas Bupati.