FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Skema distribusi elpiji bersubsidi berjalan maju mundur. Pemerintah kembali mewacanakan akan mencabut subsidi elpiji 3 kg.
Sebagai gantinya, skema yang sebelumnya berupa subsidi langsung harga elpiji 3 kg, menjadi subsidi langsung kepada masyarakat kurang mampu. Untuk menerapkan skema ini, data rumah tangga miskin penerima subsidi langsung harus valid.
Pemerintah menilai sistem atau pola distribusi tertutup menjadi solusi untuk memastikan subsidi elpiji 3 kg tepat sasaran. Langsung menyasar masyarakat kurang mampu.
Kabid Pengendalian dan Evaluasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulsel Jamaluddin mengatakan sebetulnya sistem ini sudah lama ditawarkan ke Pertamina serta Kementerian ESDM. Namun, belum bisa direalisasikan.
Kini ada wacana untuk kembali memperketat penyaluran elpiji bersubsidi. Kata Jamaluddin, dengan sistem yang berlaku sekarang, memang distribusi elpiji 3 kg sulit dikontrol.
Penyebabnya, masyarakat yang menikmati subsidi, bukan lagi rumah tangga miskin, melainkan masyarakat kelas menengah hingga kalangan dunia usaha.
"Sekarang sistemnya terbuka. Pembelian tak hanya terpusat di pangkalan, melainkan ada lagi di tingkat pengecer. Belum lagi, harga elpiji kini melambung tinggi," bebernya kepada FAJAR, Rabu, 14 April.
Jika distribusi tertutup diterapkan, tak ada lagi penjualan di tingkat pengecer. Semua langsung ke pangkalan dengan nilai sesuai harga eceran tertinggi (HET) pada setiap daerah.
Pembeliannya menggunakan kartu kendali khusus yang difasilitasi melalui Pertamina. Hanya pemegang kartu yang boleh mendapatkan jatah elpiji subsidi tersebut.