Dari kasus ini muncul gerakan dan yayasan Black Lives Matter Foundation yang berada di Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada. BLM menyebut misi mereka adalah memberantas supremasi kulit putih, dan membangun kekuatan lokal untuk melawan kekerasan yang menimpa masyarakat kulit hitam.
"Dengan memerangi dan melawan tindakan kekerasan; menciptakan ruang imajinasi, inovasi dan mewadahi kreasi orang kulit hitam, kita dapat segera memperbaiki hidup," tulis Black Lives Matter di situs web-nya.
"Kami bekerja untuk dunia di mana orang kulit hitam tidak lagi ditargetkan secara sistematis untuk mati," lanjut BLM. Black Lives Matter sendiri adalah sebuah frase yang maksudnya, nyawa orang kulit hitam itu berharga.
Palestinian Lives Matter yang digagas Sanders, tokoh politik Partai Demokrat berdarah Yahudi ini, harusnya mendapat perhatian AS. Bahkan dunia. Kenapa? AS adalah negeri pendukung Israel tanp reserve.
Di Dewan Keamanan PBB setiap ada resolusi yang mendiskreditkan Israel, pasti diveto Amerika. Narasi Presiden Amerika dari partai mana pun selalu berbunyi: Mendukung Israel karena membela diri.
Amerika menutup mata, bahwa pertempuran antara Palestina dan Israel selalu dipicu oleh ketidakadilan. Ya ketidakadilan yang diterima warga Palestina akibat kebijakan politik pemerintah Israel terhadap warga Palestina. Israel, misalnya, menggusur pemukiman warga Palestina di Gaza.
Israel, menghalangi warga Palestina muslim yang hendak merayakan lebaran Idul Fitri di masjid Baitul Maqdis (BM). Padahal masjid BM adalah salah satu dari tiga tempat suci umat Islam setelah Mekah dan Madinah. Kasus lain, masih banyak lagi. Termasuk pengusiran warga Palestina dari tanah tumpah darahnya sendiri.