Hasanuddin mengungkapkan, warga sejauh ini merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan CFW. Upah pekerja senilai Rp115 ribu per hari telah banyak membantu memenuhi kebutuhan hidup para pekerja.
Besaran upah diambil dari total anggaran kegiatan sebesar Rp300 juta dari Kementerian PUPR.
Ada 50 warga yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Terdiri dari pengawas, tukang dan pekerja. Baik orang tua, anak muda, hingga ibu rumah tangga juga turut terlibat.
"Alhamdulillah, setiap warga yang dilibatkan merasa terbantu. Meski tidak semua warga bisa dilibatkan karena terbatas, tapi kita utamakan mereka yang kesulitan di tengah pandemi Covid-19," imbuhnya.
Di sisi lain, kegiatan CFW ini juga dipercaya mampu meningkatkan partisipasi warga dalam memelihara kebersihan lingkungan kedepannya.
Kepala Bagian Humas Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar, Hamka menjelaskan, program tersebut langsung dari Direktorat Jenderal Cipta Karya PUPR ke masyarakat.
Menurut dia, kegiatan ini dibuat untuk menanggulangi penurunan daya beli akibat pandemi Covid-19 yang berdampak langsung pada masyarakat.
"CFW disalurkan melalui BKM untuk membiayai para tenaga kerja yang diikutkan dalam pekerjaan perbaikan ringan," jelasnya.
Diketahui, ada 26 kelurahan yang mendapatkan program Kotaku melalui kegiatan CFW ini, selain Tallo, ada Bara-Baraya, Bontorannu, Panambungan, Bongaya, Pa'baeng-baeng, Bunga Eja Beru, Tammua, Ujung Pandang Baru, Layang, Parang Layang, Barrang Lompo, Maricaya Selatan, dan Kelurahan Bonto Biraeng.
Kemudian, Kelurahan Parang, Bajimappakasunggu, Tamparang Keke, Bonto Lebang, Sawerigading, Pisang Utara, Lajangiru, Malimongan Tua, Melayu, Tamalanrea dan Tamalanrea Indah.(zaki/fajar)