Potensi Madu Hutan yang mampu dihasilkan mencapai 1 Ton pada musim panen besar (Agustus - Oktober). Vegetasi pendukung yang ada pun beragam dengan jenis spesies Lebah Madu Hutan (Apis Dorsata dan Apis Cerana) dan Lebah Trigona (Tetragonula Biroi). Pemanenan dilakukan dengan metode panen lestari dengan meninggalkan 1/4 sarang lebah agar koloni lebah kembali terbentuk.
Adapun Potensi Gula Aren dan Kopi mencapai 100 Kg dalam sekali panen. Pertamina secara bertahap akan mengolah ketiga produk unggulan tersebut menjadi bernilai guna dengan menerapkan prinsip Good Agricultural Practice.
Total bantuan CSR yang sudah digelontorkan untuk Program Cindakko Menyala ini mencapai 285 Juta Rupiah. Program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDG’s) Poin 8 Pengembangan Ekonomi dan Poin 12 Konsumsi Bertanggungjawab.
Sulaiman, Kepala Dusun Cindakko mengatakan bahwa kehadiran Pertamina membawa perubahan bagi warga Dusun Cindakko yang beranggotakan 114 KK ini.
“Warga menjadi paham bagaimana menanam pohon dan kopi, budidaya lebah madu, panen lestari madu hutan (Apis Dorsata), dan mengolah gula aren. Desa kami karena di pelosok dan tidak ada listrik dan jaringan sama sekali jadi tidak ada akses informasi masuk.” ujar Sulaiman.
Sulaiman berharap pendampingan dilaksanakan bertahap dan berkelanjutan. Karena keterbatasan literasi informasi, warga desa tidak bisa menerima informasi secara cepat.
Pertamina berkolaborasi dengan beberapa stakeholder terkait seperti Balai Taman Nasional Bantimurung Bulisaraung, Balai Penyuluhan Pertanian, Inspirasi Lebah Madu Indonesia, Sulawesi Development & Care, dan berbagai pihak lainnya dalam kegiatan edukasi, workshop dan pemberdayaan yang dilakukan pada 8-10 Juni 2021 di Dusun Cindakko, Maros