“Sarana kita memang terbatas. Jangankan untuk belajar daring, jaringan saja susah di sini. Memang waktu ujian, SMP sempat masuk sekolah. Itu pun siswa tidak pakai pakaian seragam karena memang belum ada izin belajar dari pemerintah,” bebernya kepada FAJAR.
Dia mengakui, kondisi anak-anak di pulau ini memang cukup memiriskan. Hanya beberapa orang tua yang sadar dan punya kemampuan lebih yang meminta anaknya lanjut bersekolah. Misalnya saja melanjutkan pendidikan SMA di pusat wilayah Selayar.
Rata-rata setelah SMP mereka langsung menikah. Bahkan tak jarang, ada yang namanya terdaftar sebagai siswa tetapi tak pernah masuk sekolah. Hanya datang saat ujian saja, tak pernah datang saat proses belajar mengajar. (*)