FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Tim detektor usungan Pemerintah Kota Makassar belum sepenuhnya diterima masyarakat. Tidak sedikit masyarakat menolak didatangi tim ini.
Alasannya beragam, mulai dari ketakutan masyarakat terhadap tim detektor membawa virus ke rumah mereka, hingga kepatuhan Prokes tim detektor yang masih lemah seperti membuka masker dan berkerumun.
Pengamat Sosial Universitas Megarezki (Unimerz) Makassar, Syamsunie Carsel mengatakan, banyaknya masyarakat yang menolak diperiksa oleh tim detektor ini akibat kurang sosialisasi. Masyarakat dinilai kaget.
Bukan hanya itu, kebanyakan masyarakat tidak mau diperiksa oleh tim detektor yang bukan dari kata belakang tenaga kesehatan. Sebab kebanyakan dari tim detektor didominasi relawan.
"Hal ini disebabkan karena program tersebut blm tersosialisasi dengan baik sehingga masyarakat kaget didatangi oleh relawan yg sebagian besar bukan berasal dari kesehatan,"ujarnya, Kamis (15/7/2021).
Jika terus dibiarkan, Dia menyebut program ini bisa menimbulkan masalah sosial. Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto harus mencari jalan meredam stigma negatif dari tim detektor ini.
"Masalah sosial yg dpt muncul ditengah2 masyarakat adalah kerisauan masyarakat, banyaknya relawan yg diusir oleh warga, selain itu relwan door to door justru dapat membawa virus ke masyarakat. Sehingga ini tidak menyelesaikan masalah tapi dpat berkibat fatal,"pungkasnya.
Sebelumnya, Kapolrestabes Kota Makassar, Kombes Pol Witnu Urip Laksana angkat bicara. Katanya, program ini menyasar RT/RW dan tanggung jawab disetiap wilayah berada pada camat dan lurah.