Berikutnya, Iksan menyampaikan materi etika digital berjudul “Perundungan Siber & Upaya Pencegahannya”. Ia mengatakan, pertimbangan sebelum melakukan kiriman yang sensitif, penggunaan aturan privasi sosial media, dan hindari pencantuman detail informasi pribadi di kolom profil dapat mencegah potensi perundungan siber.
Sebagai pemateri ketiga, Rahmat Taufik membawakan tema budaya digital tentang “Literasi Digital bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”. Menurut dia, pendidik perlu menerapkan strategi pembelajaran yang menarik dan efektif dalam era digital seperti membantu siswa belajar, berkembang, berprestasi, berkarakter, serta melek teknologi.
Adapun Faisal, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Menjaga Keamanan Digital bagi Anak di Dunia Maya. Ia mengatakan, anak-anak harus dilatih ketangkasan berinternet agar mereka aman di dunia maya. Ketangkasan tersebut meliputi kecerdasan, kecermatan, ketangguhan, kebijaksanaan, dan keberanian.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Antusias para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber dihargai panitia dengan memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Salah satu pertanyaan menarik yang dikemukakan peserta diantaranya adalah Bagaimana belajar daring yang efektif. Narasumber menjelaskan bahwa kedisiplinan menjadi kunci kesuksesan disamping menyiapkan ruangan khusus, dukungan sarana infrastruktur, dan memperbanyak literasi belajar daring.