Hoaks, Perilaku Sosial Menyimpang Era 4.0

  • Bagikan

Sebagai pemateri ketiga, Andreadmaja membawakan tema “Digital Culture: Mengenal Lebih Jauh Cara Menyuarakan Pendapat di Sosial Media”. Menurut dia, ada lima hal yang perlu diperhatikan sebelum berkomentar, yaitu berkomentar sesuai konteks, tidak menyerang pribadi, menggunakan bahasa yang sopan, menghargai pendapat orang lain, dan berpikir ulang sebelum mengirim. “Gunakan media sosial sebagai wadah untuk membentuk pribadi, supaya dikenal masyarakat luas sebagai pribadi baik,” pungkasnya.

Adapun pemateri terakhir, Sri Astuti, menyampaikan tema “Digital Safety: Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Ia menuturkan, salah satu cara melindungi diri di internet adalah membuat kata sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak. “Kita bisa menciptakan internet sehat dalam keluarga dengan membimbing keluarga untuk mengakses konten yang sesuai, menghindari misinformasi, dan jaga kerahasiaan data pribadi,” katanya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah seorang peserta, Aulia, bertanya tentang bagaimana dampak dan solusinya jika seseorang tidak sengaja menyebarkan informasi yang tidak benar. Wininda menanggapi bahwa hal tersebut termasuk disinformasi. Orang yang menyebarkannya percaya bahwa informasi tersebut benar (padahal tidak), tetapi dia tidak bermaksud membahayakan orang lain. “Adapun risiko yang dihadapi lebih pada tanggung jawab moral,” terang dia.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

  • Bagikan

Exit mobile version