Tahun ini merupakan tahun kedua proses penerimaan siswa baru terpaksa dilakukan dalam jaringan (daring). Termasuk proses PBM. Artinya ada dua angkatan siswa baru di semua tingkatan belum pernah mengalami PBM secara tatap muka di sekolah.
Bahkan banyak pihak yang mengkhawatirkan terjadinya penurunan kualitas pendidikan selama periode tersebut dikarenakan prosesnya yang terpaksa harus daring. Sehingga sangat beralasan jika dikhawatirkan terjadinya loss generation selama priode pandemi tersebut. Akan tetapi, di sisi lain tentu saja, faktor kesehatan dan keselamatan anak didik tetap harus jadi prioritas utama.
"Sebagai sebuah kebijakan dan strategi mengatasi wabah, PPKM level IV tentu diharapkan benar-benar efektif dan mampu menekan penyebaran covid-19. Kita berharap agar pembatasan aktivitas masyarakat benar-benar bisa menghasilkan penurunan jumlah suspek. Hal ini bisa efektif jika ada konsistensi penerapan di lapangan. Disamping itu, ada kesadaran masyarakat untuk mematuhinya," jelasnya.
Dengan demikian, maka kedisiplinan implementasi dan kemampuan pengawasan sangat perlu untuk menjamin efektivitasnya. Menghadapi pandemi yang berkepanjangan, sepertinya perlu mempersiapkan system pendidikan anak yang tidak semata mengandalkan pendidikan secara virtual.
Khususnya untuk pendidikan dan pengembangan karakter dan kepribadian anak. Terutama pada jenjang pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar. Perlu dirancang pendidikan berbasis komunitas. Sekolah perlu merancang pendidikan campuran (blended learning). Pendidikan untuk tujuan pengembangan pengetahuan tetap dapat diselenggarakan secara virtual.