Berikutnya sesi dilanjutkan oleh Finneke Wolajan dengan tema “Upaya Mencegah, Mendeteksi dan Menyikapi Cyberbullying”. Menurut Finneke, anak-anak dapat menjadi korban maupun pelaku perundungan siber. Contohnya, anak laki-laki lebih sering melakukan perundungan daring dengan cara mengirim ancaman fisik sementara anak perempuan melakukan perundungan daring dengan menyebarkan gosip atau rahasia orang lain.
Sebagai pemateri ketiga, Rustan membawakan tema “Digitalisasi Pendidikan”. Rustan memberikan beberapa tips yang dapat dilakukan agar pembelajaran daring menjadi lebih menarik, di antaranya membuat materi yang sesederhana mungkin tetapi tetap menarik, mengubah materi ke dalam bentuk video, membuat kelompok belajar kecil, dan menambahkan elemen interaktif.
Adapun Asniwun Nopa selaku pemateri terakhir membawakan tema “Menjaga Keamanan Digital bagi Anak di Dunia Maya”. Menurut Asniwun, memberikan gawai kepada anak bukan suatu hal yang salah, namun orang tua yang bijak adalah orang tua yang mengenal kebutuhan anak mengenai gawai sebelum langsung memberikannya.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Terlihat antusiasme dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Salah satu pertanyaan menarik datang dari peserta bernama
Mulyani yang menanyakan apakah orangtua perlu menguasai literasi digital. Menurut Eryvia, orangtua perlu lebih mengetahui mengenai literasi digital dibandingan anak karena orangtua merupakan tameng anak.