"Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sangat mendukung terlaksananya seminar ini, guna menghasilkan rumusan Ranperda Aksara Lontaraq. Sekali lagi Pemerintah Sulawesi Selatan sangat mendukung seminar yang digelar ini sebagai salah satu cara memelihara dan melestarikan aksara lontaraq sebagai warisan budaya masyarakat Sulawesi Selatan," tegasnya.
Ketua DPRD Sulawesi Selatan Andi Ina Kartika Sari mengatakan, Festival Aksara Lontaraq merupakan sebuah kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan.
Sebagai Ketua DPRD ia memberi apreiasi dan mengatakan Ranperda Aksara Lontaraq akan menjadi tugas bersama mewujudkannya.
"Ranpeda ini adalah hal yang bisa menjadi bagian tugas sejarah dalam menjaga warisan budaya leluhur. Kami siap mengawalnya," kata Andi Ina yang tampil dengan busana adat daerah.
Andi Ina juga mengatakan, pihaknya akan membantu panitia agar Ranperda Lontaraq bisa menjadi agenda pembahasan pada 2022 mendatang.
Sehingga pada festival berikutnya Lontaraq sudah menjadi Perda di Sulsel.
Prof Nurhayati Rahman yang berbicara soal sejarah Aksara Lontaraq menilai, sudah saatnya masyarakat Sulsel bersatu padu memajukan Lontaraq.
"Sudah saatnya kita menepis segala perbedaan-perbedaan untuk menjaga dan melestarikan Aksara Lontaraq," ujar penulis I LagaliGo ini.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel Moh Hasan Sijaya yang menjadi tuan rumah acara FALAQ berharap Lontaraq menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Sulawesi Selatan. Sudah Saatnya Lontaraq menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.