Grup mencatat EBITDA sebesar AS$72,3 juta pada 2T21, lebih rendah dari yang tercatat pada 1T21 sebesar AS$88,9 juta, terutama disebabkan oleh biaya yang lebih tinggi dan harga realisasi rata-rata nikel yang lebih rendah. Grup mencatat EBITDA sebesar AS$72,3 juta pada 2Q21, lebih rendah dari 1Q21 sebesar AS$88,9 juta, terutama karena biaya yang lebih tinggi dan harga nikel yang lebih rendah.
Grup berhasil mencatat laba positif sebesar AS$25,1 juta pada 2T21, turun dari laba sebesar AS$33,7 juta pada 1T21 sejalan dengan penurunan EBITDA. Grup juga mencatat laba positif sebesar AS$25 juta di 2Q21, turun dari laba AS$33,7 juta di 1Q21 sejalan dengan penurunan EBITDA.
Namun, laba pada semester pertama tahun 2021 sebesar AS$58,8 juta lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu ketika Grup mencatat laba sebesar AS$53,1 juta. Beban pokok pendapatan Grup pada 2T21 meningkat 13% menjadi AS$174,3 juta dari AS$154,8 juta pada 1T21 didorong oleh kenaikan harga komoditas utama seperti minyak dan batubara.
Namun, pendapatan 1H21 lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu ketika Grup mencatat pendapatan US$53 juta di 1H20.
Konsumsi dan harga rata-rata High Sulphur Fuel Oil (“HSFO”), diesel serta batubara PT Vale disajikan pada tabel berikut:
Dibandingkan dengan 1T21, konsumsi HSFO per metrik ton nikel matte meningkat 22%, sementara konsumsi batubara turun 12%, mengimbangi HSFO yang lebih tinggi pada 2T21. Dibandingkan dengan 1Q21, konsumsi HSFO per metrik ton nikel matte meningkat 22%, sementara konsumsi batubara turun 12%, mengimbangi HSFO yang lebih tinggi di 2Q21.