"Kalau untuk vokasi kami mengakui, selama ini terlalu menghasilkan tukang. Minsetnya hard skill. Lupa leader ship dan kewirausahaan," ujarnya.
Menurutnya, pendidikan vokasi model seperti ini harus segera dirubah. Karena kalau tidak, Indonesia akan terus berharap impor dari negara lain.
"Vokasi terlaku fokus pada hardskill. Vokasi ditarget untuk ciptakan tukang, itu kita rombak. Kita hrus menghasilkan entrepreneur," jelasnya. (selfi/fajar)