Menurutnya, kemampuan utama yang perlu dimiliki dokter adalah keterampilan berkomunikasi, disertai keramahan dan kesopanan.
“Jadilah pendengar yang baik. Jangan baru dengar sedikit keluhan pasien, langsung tulis resep. Luangkan waktu untuk mendengar cerita pasien,” jelasnya.
Andi Husni Tanra melanjutkan, dokter juga harus melakukan pekerjaan dengan baik dan penuh tanggungjawab.
“Tetap berdedikasi walaupun lelah. Bahkan jika perlu melakukan hal yang melebihi kewajibannya demi kepentingan pasien,”ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, dokter juga perlu memiliki sikap simpat dan empati.
"Sifat ini akan membentuk perilaku yang berdedikasi untuk menolong pasien sepenuh hati dengan tulus ikhlas,” pungkasnya.
Ia juga mengingatkan agar para mahasiswa kedokteran senantiasa memperkaya pengetahuan.
"Banyak membaca itu memperlambat kepikunan. Sel otak itu bisa bertahan hingga 120 tahun, namun perlu selalu distimulasi dengan membaca,”jelasnya.
Pembicara kedua, Prof Suryani As’ád ‘membahas membahas seputar jaminan mutu pendidikan dokter Indonesia yang Islami pada masa Masa Pandemi.
“Salah satu pembeda Fakultas Kedokteran di PTM dengan PTN atau PTS swasta lainnya adalah adanya Wakil Dekan yang membidangi pembinaan Al-Islam Kemuhammadiyahan”, jelas Prof Suryani.
FKIK Unismuh juga senantiasa berupaya memenuhi standar nasional pendidikan profesi dokter Indonesia. Dalam penerimaan mahasiswa baru, diterapkan Computer Based Test (CBT), tes psikologi, dan tes narkoba.
“Meskipun kita berada pada masa pandemi Covid-19, kami terus berupaya menjamin quality control, agar bisa menghasilkan dokter yang Islami,” tutupnya. (selfi/fajar)