"Pendampingan dan pengawasan harus terus kita lakukan bersama-sama. Misalnya saat penerimaan mahasiswa baru, ya mari hapus doktrin-doktrin kekerasan dan permusuhan atau perselisihan. Sebaliknya, bangun kebersamaan, dimana kita semua bersaudara," tutur Ketua Apindo Lutra itu.
Program pendampingan lain, Andi Rahim menyebut mahasiswa Bone dan Palopo maupun Luwu Raya bisa menggelar kegiatan rutin bersama setiap tahun. Pelaksanaan kegiatan dilakukan bersama-sama organisasi kedaerahan, semisal Kepmi maupun Ipmil. Dengan begitu tumbuh rasa kebersamaan dan persaudaraan, sehingga bisa mencegah terjadinya konflik pada masa mendatang.
"Buatkan program bersama tahunan, jangan hanya bertemu saat ada konflik. Ya memang penting adanya good will dari kepala daerah masing-masing. Sederhananya begini, kalau ada acara Ipmil, maka yang jadi pembicara bisa diundang ketua mahasiswa Bone, begitu pula sebaliknya," tuturnya.
"Selama ini kan, kalau ada acara perhimpunan kedaerahan, maka itu pembicaranya hanya dari senior daerahnya sendiri. Jadinya semakin kental itu jaringan kedaerahan, tidak meluas dan tidak membuka ruang kolaborasi. Nah, ke depan ini harus dibenahi, harus dilakukan kolaborasi dan sinergi sekaligus pendampingan dan pengawasan berkelanjutan," sambung mantan legislator Lutra itu.
Andi Rahim optimistis bila pendampingan dan pengawasan serta edukasi dilakukan berkelanjutan, maka tidak akan ada lagi konflik atau bentrok mahasiswa antar-daerah. Untuk itu, sinergi dan kolaborasi seluruh pihak harus dilakukan demi menyelematkan para mahasiswa yang merupakan generasi pelanjut bangsa.