FAJAR.CO.ID -- Infeksi ganda (koinfeksi) rupanya dapat menyerang seseorang. Saat sakit, seseorang bisa terserang dua virus. Contohnya ketika seseorang terinfeksi dengan virus flu dan Covid-19 atau Flurona. Gejalanya umumnya lebih berat.
Di Amerika Serikat, kasus Flurona sudah ditemukan sejak tahun 2020. Flurona bukanlah virus baru, juga bukan istilah medis atau diagnosis resmi.
“Kedua penyakit itu bisa menular secara bersamaan,” jelas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Smith Sonian Mag, Minggu (16/1/2022).
“Cara paling efektif untuk mencegah rawat inap dan Covid-19 dan influenza yang parah adalah vaksinasi dengan kedua vaksin,” tegas WHO.
Laporan koinfeksi di AS telah terjadi sejak pandemi dimulai pada tahun 2020. Misalnya, seorang pria New York terlihat di rumah sakit karena demam dan batuk parah pada akhir Februari 2020. Setelah dilakukan swab, pria tersebut dinyatakan positif influenza, dan juga dilakukan swab untuk Covid-19. Pada awal Maret, dia mengetahui bahwa dia juga dinyatakan positif Covid-19 seperti laporan Roxanne Khamsi untuk Atlantik pada November 2021.
Pada akhir musim panas 2020, para ahli memperingatkan kemungkinan situasi twindemic atau di mana kasus Covid-19 dan flu dapat mengancam untuk membanjiri rumah sakit dengan pasien yang terinfeksi. Namun, peningkatan koinfeksi tidak terjadi selama musim flu 2020 hingga 2021, mungkin karena penggunaan masker dan jarak sosial.
Namun, baru-baru ini, para ahli mengantisipasi lebih banyak kasus koinfeksi karena varian Omicron terus melonjak dan menginfeksi jumlah orang selama puncak musim flu seperti laporan Nathan Place untuk Independen.