Menyangkut komunikasi politik, menurutnya hal itu penting dilakukan apalagi dalam merebut kekuasaan.
Namun untuk saat ini NH mengaku belum memutuskan partai apa yang ingin dikendarainya nanti apalagi menurutnya ada dua jalur yang bisa ditempuh untuk ikut kembali bertarung di Pilgub.
“Saat ini belum ada komunikasi dengan partai karena belum terlihat kepentingan masing-masing partai. Apalagi dalam hal memberikan dukungan serta usungan," tuturnya.
Ketua Umum Dekopin itu menjelaskan, jika Parpol dijadikan sebagai tolak ukur menjadi pemenang, maka Pilgub 2018 lalu, dirinyalah pemenang karena ia bersama pasangannya diusung sejumlah partai politik. Mulai dari Golkar, NasDem, PKB, Hanura dan PKPI.
Namun hal itu dinilai NH bukan lagi menjadi ukuran mutlak, apalagi dirinya sudah memiliki pengalaman berharga pada pemilihan langsung.
"Masyarakat semakin cerdas. Karena memilih orang, berbeda dengan memilih Partai dan itu tidak berbanding lurus keberhasilan partai dan orang," ujarnya.
Apalagi fakta menunjukkan dalam percaturan politik, khususnya pada pemilihan kepala daerah, rakyat tidak lagi memilih partainya melainkan figurnya.
Sehingga menurut NH, partai hanya dijadikan sebagai alat kendaraan saja.
"Masyarakat tidak memilih bahwa dia orang Bone, Palopo, Luwu, Gowa dan sebagainya. Tapi mereka meilihat figurnya itu bagus, performancenya bagus," bebernya.
Sementara Sekretaris Pemenangan Nurdin Halid, Irwan Muin mengatakan saat ini ada beberapa orang mulai lirik, tetapi dia belum ingin menyebutkan secara pasti sosok figur tersebut.