Muzayyin Targetkan Sulsel Jadi Barometer Olahraga Berkuda di KTI

  • Bagikan

Dia menegaskan bahwa Pordasi Sulsel harus mampu memasyarakatkan sekaligus menghadirkan prestasi olahraga berkuda. Apalagi provinsi ini dibekali dengan tradisi dan budaya berkuda yang cukup kuat. Jeneponto bahkan menjadi salah satu daerah penghasil kuda terbesar di Indonesia.

Triwatty berharap Muzayyin dan pengurus Pordasi Sulsel terus menggelar kompetisi di daerah. Dia juga mengaku bahagia sebab Sulsel mampu mengikuti ritme pengurus pusat. Tak hanya komisi pacu yang dihadirkan. Namun juga komisi equestrian dan komisi berkuda memanah (horseback archery). Satu komisi lagi, yakni komisi peternakan disebutnya tak perlu diragukan lagi.

Ketua KONI Sulsel, Ellong Tjandra menuturkan, sejak dia berkenalan dengan Muzayyin di PON Papua lalu, dia sudah merasa ada semangat yang membara. Mantan karateka nasional itu yakin Muzayyin adalah pilihan tepat.

Ellong juga mengenang Pacuan Kuda Parangtambung yang dahulu begitu bagus, namun tidak dimanfaatkan.

"Saya termasuk yang waktu itu memakai Parangtambung untuk motocross. Gara-gara tidak ada orang yang berkuda," tuturnya.

Ellong optimistis di bawah kepemimpinan Muzayyin, Parangtambung dan arena lain bisa dibenahi dan kompetisi mulai menggeliat lagi.

Sekretaris Daerah Sulsel, Abdul Hayat, mewakili Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, menyebut bahwa harapan masyarakat olahraga berkuda di Sulsel melihat Parangtambung dan lainnya eksis lagi, sangat realistis.

"Sangat bisa diwujudkan. Pordasi, Ketua DPRD Sulsel (Andi Ina Kartika Sari), Gubernur, Sekda, KONI duduk bersama, saya kira sarana dan prasarana itu bisa kita adakan," imbuhnya. Andi Ina hadir pada acara tersebut.

  • Bagikan