FAJAR.CO.ID, SINJAI -- Warga Dusun Lappa Anni, Desa Massaile, Kecamatan Tellu Limpoe meminta PLN tidak menutup mata atas kondisi listrik di wilayahnya. Pasalnya, pasokan daya tidak maksimal sehingga kebutuhan penerangan dan elektronik menjadi terganggu.
Padahal, di tempat tersebut sudah lama berdiri tiang listrik. Namun, pemasangan jaringan tak kunjungan dilakukan sehingga warga masih menggunakan meteran KWH secara bersama-sama.
Kondisi ini diperparah akibat suplai jaringan listrik yang diterima warga dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) hanya menggunakan kabel seadanya. Hal ini bertolak belakang dengan program Indonesia terang yang dicanangkan PLN sebagai upaya menerangi hingga pelosok.
Warga setempat, Mawar (nama samaran) mengakui jika dirinya melakukan penyambungan listrik dari KWH tetangganya bersama tiga warga lainnya. Langkah itu terpaksa dilakukan agar listrik bisa mengalir sampai rumahnya.
Bukan hanya itu, banyaknya sambungan yang diibiarkan melintang begitu saja melewati perkebunan dan perumahan warga tanpa menggunakan tiang bisa mengancam keselamatan masyarakat. Ada pula hanya menggunakan tiang dari kayu atau bambu untuk menopang jaringan kabel listrik.
"Ketinggian kabel rata-rata 1,5 sampai 4 meter dari permukaan tanah. Sangat berbahaya bagi warga," bebernya.
Oleh karena itu, dia berharap agar PLN Sinjai tidak menutup mata atas kondisi ini. Dan segera membenahi jaringan listrik di kampungnya. "Program Indonesia terang yang digagas PLN belum sepenuhnya berjalan karena di wilayah kami masih kekurangan pasokan, masih gelap," tambahnya. (sir)