FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Karantina Pertanian Makassar melakukan rapat koordinasi registrasi fasilitas ekspor serpih porang tujuan Tiongkok, Jumat (28/1/2022).
Rapat koordinasi dihadiri oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulsel, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sulsel serta para ekportir porang di Sulsel. Tujuan rapat koordinasi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tindak lanjut instansi terkait protokol ekspor serpih porang dan mendorong percepatan proses registrasi tersebut.
“Protokol ekspor serpih porang antara Cina dan Indonesia telah ditandatangani, sehingga semua stakeholder yang terkait dengan pemenuhan syarat ekspor serpih porang harus bersinergi agar potensi ekspor porang di Sulsel yang luar biasa dapat terfasilitasi dengan baik,"tutur Kepala Karantina Pertanian Makassar, Lutfie Natsir.
Selama tahun 2019 hingga 2021, serpih porang Indonesia telah diekspor ke 27 negara dengan volume dan nilai ekspor total berturut-turut setiap tahunnya mencapai 11,7 ribu ton senilai Rp. 531,27 milyar, 30,1 ribu ton senilai Rp. 548,79 milyar, dan 6 ribu ton senilai Rp. 275,30 milyar.
Secara nasional ekspor porang tahun 2021 mengalami penurunan dikarenakan adanya Pemberitahuan pemberhentian Impor Chips Porang tiongkok, mengingat 70 persen pasar ekspor Indonesia ke negara tirai bambu itu.
Ekspor serpih porang di Sulsel sendiri tidak mencatatkan penurunan yang signifikan, dikarenakan para eksportir tetap melakukan ekspor serpih porang ke negara lain selain China. Oleh karena itu, Karantina pertanian Makassar terus melakukan pendampingan dalam upaya peningkatan akselerasi ekspor serpih porang ke China. Diharapkan dengan adanya dukungan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dapat mempercepat upaya tersebut.