Bertindak Rasis, Guru SMA Pakusari Jember Dipindahtugaskan

  • Bagikan
Gubernur Jatim Khofifah INdar Parawansa bersama siswa program Adem. (Humas Pemprov Jatim )

Khofifah berharap permasalahan seperti itu tidak terulang lagi di seluruh sekolah di Jatim. Sekolah, sebagaimana mestinya memberi penguatan nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Terlebih, Indonesia adalah negara yang majemuk, yang terdiri dari beragam suku, agama, ras, budaya, dan adat istiadat.

”Bagaimanapun persoalan seperti ini sebisa mungkin mesti diselesaikan dengan dialog yang teduh dan penuh kedamaian karena pada dasarnya semua adalah keluarga,” terang Khofifah.

Menurut dia, permasalahan itu menjadi perhatian dan pembelajaran untuk semua. Isu kesetaraan terus menjadi kesadaran bersama. Masyarakat kini semakin cerdas, kritis, dan mendambakan posisi dan peluang yang sama dalam kehidupan.

”Tidak ada yang lebih tinggi dan lebih rendah sehingga tidak boleh ada yang merendahkan karena isu SARA. Mari kita semua belajar agar kehidupan harmonis terus terjaga,” tutur Khofifah.

Lebih lanjut, Khofifah mengatakan, memiliki kedekatan tersendiri dengan Tanah Papua. Dia telah beberapa kali berkunjung ke Papua seperti Puncak Jaya, Wamena, dan Tolikara. Bahkan bersama almarhum Gus Dur dan Franky Sahilatua dulu kerap menyanyikan lagu-lagu Papua.

”Artinya bahwa saya dan Tanah Papua itu sangat dekat. Jawa Timur punya nilai luhur kekeluargaan, termasuk dengan Papua. Mari kita jaga kekeluargaan dan persaudaraan kita bahwa Jatim adalah rumah bagi semua,” ucap Khofifah.

Khofifah juga melakukan dialog dengan para siswa program Adem. Gubernur juga menyanyikan lagu Tanah Papua dan juga membagikan tali asih serta pakaian olahraga dengan logo Burung Garuda.

  • Bagikan