”Di Jawa Barat lonjakan terhadap keterisian rumah sakit sudah mulai terasa. Per hari ini (31/1) sekitar 15 persen, dari paling rendah sekitar 1,3 persen pada 2 Januari. Jadi hari-hari awal tahun kita sangat rendah kemudian mengalami peningkatan,” terang Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil menyimpulkan kenaikan kasus itu karena masa libur panjang pada akhir 2021. ”Sebenarnya bisa disimpulkan libur panjang atau perjalanan besar di libur bersama ini mempunyai pengaruh terhadap penyebaran Covid-19,” papar Ridwan Kamil.
Begitu pun dengan tempat-tempat isolasi Covid-19 di Jawa Barat yang berjumlah sekitar 120 lokasi sudah mulai terisi kembali. Namun ada dugaan masyarakat yang terkena Covid-19 memilih dirawat di rumah sakit walaupun berstatus tanpa gejala.
”Kami juga minta mengecek agar tidak seperti di Jakarta, Pak Anies pernah menyampaikan bahwa kenaikan BOR (bed occupancy rate) itu ternyata preferensi, bukan karena harus ke rumah sakit,” tutur Ridwan Kamil.
”Jadi yang OTG (orang tanpa gejala), daripada di rumah, dia milih ke rumah sakit. Nah ini membuat kebingungan dalam statistik,” lanjut dia.
Menurut Ridwan Kamil, seharusnya yang ke rumah sakit adalah yang betul-betul tidak bisa dirawat di rumah. Hal itu yang akan disampaikan kepada para kepala daerah di Jawa Barat.
”Ini mah yang bisa dirawat di rumah memilih rumah sakit. Nah karena fenomena itu di Jakarta terjadi, saya meminta kepala daerah di Jawa Barat mengecek ya apakah yang dirawat rawat di rumah sakit memang harus dirawat atau sebenarnya orang yang bisa di rumah tapi punya preferensi ingin di rumah sakit,” kata Ridwan Kamil. (jpg/fajar)