"Ini juga untuk mendorong teman-teman membuat produk yang ada di desa sebagai daya pikat bagi wisatawan," ucapnya.
Syahruli mengaku, Dispar Bone berkeinginan adanya desa wisata tahun ini yang bisa masuk dalam kategori 50 bahkan 10 besar pada ajang Jaringan Desa Wisata Indonesia (JaDesta). (ikbal/fajar)