Sejalan dengan hal tersebut, Peneliti Senior SEAFAST Center – LPPM IPB, Prof. Dr. Ratih Dewanti-Hariyadi menjelaskan bahwa untuk memberikan manfaat yang optimal, penting bagi kita untuk mengetahui dan menyeleksi darimana sumber air yang kita konsumsi berasal. “Air minum adalah kebutuhan utama dalam kehidupan makhluk hidup. Khususnya bagi manusia, air minum yang dikonsumsi harus memiliki kriteria mutu (quality) tertentu, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa ketika diminum, serta memenuhi syarat keamanan (safety) yakni tidak mengandung cemaran biologi, kimia maupun fisik dalam jumlah yang melebihi persyaratan. Walaupun tampak bersih, jernih, tidak berbau dan tidak berasa, air masih mungkin tercemar oleh mikroba patogen atau bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia yang dapat berasal dari pencemaran lingkungan, kegiatan pertanian, kegiatan domestik, serta pengendalian proses yang kurang baik.Di Indonesia, Air Minum dalam Kemasan yang memenuhi standar nasional yang mengacu pada pedoman internasional (Codex, WHO) dapat dihasilkan melalui pengendalian yang baik terhadap sumber air, teknologi penghilangan cemaran biologi maupun fisik yang tepat, serta penanganan dan/atau pengemasan yang baik pasca proses penghilangan cemaran.”
Berdasarkan data Indeks Kualitas Air dari BPS (2019), terdapat 10 dari 34 provinsi di Indonesia yang memiliki Indeks Kualitas Air rendah akibat berbagai kontaminasi. Hal ini diperkuat dengan data dari Kementerian Kesehatan (2020), yang menunjukkan bahwa 7 dari 10 rumah di Indonesia masih mengkonsumsi air dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E coli, dan hanya 11.9% rumah yang memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi
Oleh karena itu, penyediaan air yang aman dan berkualitas serta jaminan ketersediaannya yang berkelanjutan menjadi tanggung jawab kita bersama. Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni, turut menjelaskan bahwa untuk menjawab isu terkait keberlanjutan air saat ini dan di masa mendatang, Danone-AQUA berkomitmen untuk mengejawantahkan Danone Water Policy di Daerah Aliran Sungai (DAS) dimana pabriknya beroperasi.
“Berbagai upaya kolaboratif dapat kita lakukan untuk terus memastikan agar kualitas dan kuantitas air dapat terus terjaga, serta terjamin ketersediaannya. Dengan melibatkan berbagai mitra seperti pemerintah, LSM, akademisi, dan masyarakat, kami mengembangkan berbagai inisiatif untuk melakukan upaya pelestarian air berbasis DAS, memperkaya keanekaragaman hayati untuk memastikan ekosistem disekitar sumber air tetap terjaga, mendorong pengembangan pertanian berkelanjutan untuk menjaga kualitas air yang meresap ke tanah, melakukan efisiensi dan menjaga sirkularitas air pada proses produksi kami, serta memberikan akses air bersih terhadap masyarakat. Berbagai inisiatif tersebut juga bertujuan agar Danone-AQUA dapat mencapai target positive water impact, dimana kami akan mengembalikan air lebih banyak dari yang digunakan pada tahun 2030 mendatang,” jelas Ratih.
South-East Asia Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor adalah pusat studi yang diamanatkan oleh IPB untuk mengembangkan dan menggunakan ilmu dan teknologi dalam rangka meningkatkan mutu, gizi dan keamanan pangan. Fokus kegiatan SEAFAST Center adalah melakukan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, layanan analisis, pelatihan dan konsultasi, serta diseminasi hasil-hasil penelitian melalui seminar dan publikasi yang dikelompokan ke dalam 5 (lima) bidang, yaitu : Mutu dan Keamanan Pangan ; Gizi dan Kesehatan; Diversifikasi Pangan ; Kelapa Sawit ; serta Sensori.