FAJAR.CO.ID -- Rudal yang ditembakkan Rusia telah menghantam jantung Kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Serangan kini mulai menargetkan kantor-kantor pemerintahan.
Sebuah gedung opera, gedung konser, dan kantor-kantor pemerintah diserang di pusat kota timur laut Kharkiv. Sedikitnya 20 orang termasuk seorang anak terluka, tetapi pihak berwenang masih berusaha mengklarifikasi jumlah korban tewas. Serangan itu terjadi ketika presiden Ukraina mengatakan Rusia melakukan kejahatan perang.
“Ini adalah harga dari kebebasan. Ini adalah teror terhadap Ukraina,” kata kata Presiden Volodymyr Zelensky seperti dilansir dari BBC, Selasa (1/3).
Rekaman video menunjukkan sebuah rudal menghantam gedung pemerintah setempat dan meledak. Ledakan menyebabkan bola api besar dan meniup jendela bangunan di sekitarnya. Freedom Square adalah alun-alun pusat kota terbesar kedua di Eropa.
Setidaknya satu orang dipastikan telah meninggal yaitu seorang mahasiswa India yang tinggal di kota. “Kharkiv telah dibom berat selama beberapa hari ini, dan 16 orang tewas sebelum serangan hari Selasa,” kata Zelensky.
Pemerintahnya menuduh Rusia mencoba mengepung Kharkiv dan kota-kota lain, termasuk ibu kota Kiev di mana konvoi lapis baja besar Rusia mendekat.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan dunia harus berbuat lebih banyak untuk menghukum Rusia atas serangan itu. “Ini biadab. Lebih banyak kejahatan perang karena membunuh warga sipil tak berdosa,” kata Kuleba.
Sementara itu, citra satelit menunjukkan konvoi militer Rusia sepanjang 40 mil (64 km) meliuk-liuk menuju ibu kota, Kyiv, di mana sirene serangan udara kembali berbunyi pada Selasa pagi. Konvoi militer itu termasuk kendaraan lapis baja, tank, artileri dan kendaraan logistik.