Menurutnya, Widia Ayung Ning alias Dea, 27, rekan korban yang merupakan saksi yang melihat kejadiannya, bahwa sebenarnya korban pada malam kejadian memang menginap di kontrakan berencana akan pergi ke Jambi keesokan harinya.
Namun, ternyata pelaku terlanjur mengetahui posisi korban sehingga terjadi pembakaran. “Kami teman-temannya juga sering diancam, jadi kami takut juga,” ucapnya.
Trisnawati menambahkan, kakak kandung korban bahwa saat ini adiknya Ningsi sudah lebih membaik dan sadar serta sempat ngobrol dengan keluarga.
Namun, yang disesalkannya hingga saat ini belum ada iktikad baik dari pelaku terutama untuk masalah biaya perawatan, sebab sampai sekarang keluarganya menanggung sendiri biaya perawatannya.
“Sampai sekarang sudah lima juta lebih, biayanya masih kami tanggung sendiri karena masuk pelayanan umum tidak ditanggung BPJS,” pungkasnya.
Terpisah, dr Ali Hanafiah SpB yang menangani korban, mengatakan, bahwa kondisi Nengsih Marlina korban pembakaran mulai membaik dan sadarkan diri. Rencananya korban akan dipindahkan dari ruang ICU ke ruang perawatan biasa, karena sudah melewati kondisi kritis.
Adapun luka bakar yang dialaminya saat ini sudah 64 persen. Namun, setelah empat hari masa kritisnya sudah lewat dan kondisinya sudah membaik. “Yang kami takutkan kalau dia sesak napas karena mengisap uap panas, untungnya itu tidak terjadi dan kondisinya saat itu membaik. Insyaallah bisa pulih, tetapi lama karena lukanya masih basah, kalau bekasnya mungkin ada, terutama di persendian dan dada,” jelasnya.