Resmi Beri Gelar Professor Kehormatan ke SYL, Prof Dwia: Kami Usulkan Sejak 2017

  • Bagikan
IST

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. (Unhas). Dr. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H., menjelaskan hibridisasi hukum tata negara positivistik dengan kearifan lokal sudah lama dikenal. Bahkan, sejak dirinya menjadi kepala desa, fenomena tersebut telah ditemui.

SYL mengakui telah akrab dengan kearifan lokal dari berbagai pesan nenek moyang. Tata pemerintahan yang berbasis pada hukum tata negara dan aturan administrasi yang rigid justru perlu dikawinkan dengan kearifan lokal. Ini menjadi penting agar memiliki spirit partisipatif yang dapat mendorong peran aktif masyarakat.

Berdasarkan pengalaman berinteraksi dengan budaya lokal Bugis-Makassar, SYL mengingatkan sistem hukum Indonesia untuk mempertimbangkan basis budaya dan aspek sosiologis dalam teorisasi hukum. Bangsa Indonesia harus berani menentukan apa yang paling baik bagi bangsanya, termasuk dalam membangun teori hukum yang memiliki karakteristik ke-Indonesia-an.

“Kami mendorong petani milenial dan transformasi digital dalam praktek pertanian, karena kami sadar bahwa saat ini telah terbentuk generasi baru petani atau new peasant generation yang mengandalkan teknologi digital dan didorong oleh spirit entrepreneurship. Petani milenial ini kami harapkan bahu-membahu dengan petani generasi tua dalam memajukan dan memoderenkan pertanian Indonesia,” jelas Prof. Syahrul.

Rangkaian kegiatan diisi dengan penyerahan secara resmi surat pengangkatan sebagai profesor kehormatan oleh Rektor Unhas kepada SYL.

Acara diakhiri dengan pemberian selamat kepada SYL dari tamu undangan yang hadir. (selfi/fajar)

  • Bagikan

Exit mobile version