FAJAR.CO.ID - Belakangan, dunia tengah menyoroti kasus cacar monyet. Penyakit endemik Afrika itu terdeteksi di luar negara tersebut seperti Eropa dan Amerika. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kasus cacar monyet di dunia saat ini mencapai 131 kasus dan 106 kasus suspek di luar Afrika.
Terbaru, Uni Emirat Arab (UEA) pada Selasa (24/5), mendeteksi kasus pertama cacar monyet pada seorang wanita muda yang disebut telah melakukan perjalanan dari Afrika Barat. Akan tetapi, pemerintah tidak menerangkan lebih lanjut terkait pasien tersebut.
Pihak berwenang hanya menegaskan bahwa pihaknya sedang menyelidiki kontaknya dan "mengambil semua tindakan yang diperlukan" untuk membatasi penyebaran cacar monyet. Dalam pernyataan tersebut juga tidak menyebutkan di mana kasus tersebut ditemukan di antara federasi tujuh Syekh, yang meliputi Ibu Kota Abu Dhabi dan pusat wisata Dubai.
Sementara itu, selama pandemi COVID-19 berlangsung, pihak berwenang di negara otokratis itu juga menolak untuk membeberkan rincian geografis penyebaran kasus tersebut. Namun diagnosis di UEA menandai kasus pertama yang dilaporkan di Semenanjung Arab.
Sebelumnya, Israel mencatat kasus pertama yang dilaporkan di Timur Tengah awal pekan ini. Sebagaimana diketahui, kasus cacar monyet itu sebelumnya hanya terlihat di antara orang-orang yang memiliki hubungan dengan Afrika tengah dan Barat.
Namun kemudian belakangan ini, Inggris, Spanyol, Portugal, Italia, AS, Swedia, dan Kanada semuanya melaporkan infeksi, sebagian besar pada pria muda yang sebelumnya tidak pernah bepergian ke Afrika. Lalu Prancis, Jerman, Belgia dan Australia juga telah mengidentifikasi kasus.